Makassar, kataandoolo.com — Di tengah arus tantangan zaman yang kian deras, Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (BPP KKSS) kembali mengukuhkan perannya sebagai simpul strategis pembangunan sumber daya manusia. Melalui Webinar Pendidikan bertema “Meraih Beasiswa, Membuka Masa Depan”, Rabu, 23 Juli 2025, ratusan peserta dari pelbagai latar belakang berkumpul secara virtual untuk menimba ilmu dan membuka horizon baru dunia pendidikan.
Dibuka secara resmi oleh Wakil Ketua Umum BPP KKSS, Prof. Dr. Awaluddin Tjalla, webinar ini menjadi ruang dialog yang menandai komitmen kolektif dalam merespons kebutuhan akses pendidikan yang lebih adil dan inklusif. Dalam sambutannya, Prof. Awaluddin menyerukan pentingnya kolaborasi antarpemangku kepentingan serta inovasi berkelanjutan agar pendidikan tak hanya menjangkau, tetapi juga memampukan.
Mengawali sesi, Ketua Departemen Pendidikan BPP KKSS Dr. Abdul Kahar menekankan pergeseran paradigma pendidikan di era digital. Ia menyampaikan visi Departemen Pendidikan BPP KKSS sebagai katalisator perubahan, seraya mengingatkan bahwa kompetensi abad 21 hanya dapat diraih melalui adaptasi menyeluruh terhadap teknologi dan pendekatan belajar yang transformatif.
Webinar ini dipandu oleh Ismail Suardi Wekke, akademisi yang dikenal konsisten mengangkat isu-isu pendidikan berbasis komunitas. Diskusi berlangsung dinamis, terutama saat perwakilan Puslapdik Kemendikdasmen memaparkan skema beasiswa strategis dari pemerintah. Informasi itu dilengkapi dengan presentasi dari PIC Beasiswa Garuda, yang menawarkan jalur pendidikan unggulan melalui 12 sekolah Garuda hasil transformasi kelembagaan pendidikan di daerah.
Antusiasme peserta tercermin dari derasnya pertanyaan yang diajukan dan partisipasi aktif selama diskusi. Di akhir acara, harapan menguat: bahwa pendidikan adalah jalan bersama yang tak boleh diserahkan pada kebetulan. Melalui program seperti ini, BPP KKSS membuktikan bahwa diaspora bukan hanya soal ikatan kultural, tetapi juga kekuatan kolektif dalam memajukan bangsa lewat pendidikan. (*)
Editor: edy basri
Tidak ada komentar