Teluk Bone dan Mimpi yang Tak Lagi Lokal

katasulsel@gmail.com
15 Jul 2025 12:42
Headline News 0 16
2 menit membaca

Kuala Nerus, kataandoolo.com — Di saat banyak kawasan pesisir sibuk dengan geliat ekonomi dan pariwisata, Teluk Bone justru menatap ke cakrawala pendidikan. Bukan sekadar menatap, tapi melangkah. Mantap. Penuh percaya diri.

Pada Kamis, 11 September 2025, antara pukul 14.00 hingga 17.00 WIB, akan digelar sebuah panel diskusi yang menjadi pembuka dari rangkaian besar Forum Pendidikan Teluk Bone. Sebuah permulaan. Tapi bukan permulaan biasa.

Diskusi ini tak hanya berlangsung dari Bone, tempat nama besar teluk ini lahir. Ia menjalar hingga ke Kuala Terengganu di Malaysia, dan Andoolo di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Tiga titik geografis yang berbeda, namun ditautkan oleh satu benang merah: komitmen untuk menghadirkan pendidikan tinggi yang terhubung dengan dunia.

Di forum ini, tema besar yang diangkat adalah kolaborasi perguruan tinggi Teluk Bone dengan jejaring pendidikan global. Bukan wacana kosong, melainkan strategi konkret untuk menyambut era ketika batas negara semakin kabur dan ilmu pengetahuan semakin tak bisa dibatasi oleh garis peta.

Sudah waktunya Teluk Bone berhenti bermain dalam kotak kecil. Isolasi bukan lagi pilihan. Dunia pendidikan kini adalah arena kolaborasi, bukan kompetisi. Ketika kampus-kampus di kawasan ini mulai bersentuhan dengan universitas-universitas dunia, yang hadir bukan hanya kerja sama riset, tapi juga pertukaran cara pandang, cara hidup, dan cara berpikir.

Diskusi panel ini akan menjadi ruang untuk mengurai peluang-peluang itu. Para pakar, akademisi, dan pengambil kebijakan akan berbagi gagasan, membuka model-model kemitraan, serta membahas strategi memperkuat kapasitas institusi lokal agar siap bersaing secara global. Tak kalah penting, forum ini akan mendorong pelibatan industri dan pemerintah dalam mendorong keberlangsungan jejaring pendidikan ini.

Yang dicari bukan hanya gagasan, tapi peta jalan. Langkah nyata. Proyeksi masa depan. Jika semuanya terwujud, bukan mustahil Teluk Bone suatu hari akan dikenal bukan karena lautnya yang luas atau nelayannya yang tangguh, tapi karena perannya sebagai poros baru dalam peta pendidikan Asia Tenggara.

Kegiatan ini digagas bersama oleh STAI Al-Gazali Bone, IAI Rawa Aopa Konawe Selatan, dan Universiti Malaysia Terengganu. Tiga institusi yang berbeda negara, namun sevisi: mengubah kawasan dengan ilmu, menyambung dunia lewat pendidikan.

Dan dari Teluk Bone, jembatan itu mulai dibangun. Bukan dari beton dan baja, tapi dari gagasan dan jejaring. Sebuah jembatan intelektual menuju dunia yang lebih luas.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x
x